me and friends

me and friends

Selamat Datang

Bienvenue sur mon blog - FARIDA - L'Université Narotama Surabaya

Selasa, 30 Juni 2015

Tugas 5 - Press Releas

Nama : Farida
NIM : 01113043
Prodi : Akuntansi


SEJARAH DIBALIK KEINDAHAN WISATA ALAM HUTAN KERA NEPA..








Daerah Madura - Sebuah hutan kecil di Kabupaten Sampang – Madura menyimpan kekayaan satwa kera yang populasinya mencapai ribuan ekor. Hutan kecil yang dihuni ribuan kera ini terdapat di desa Bateoh Kecamatan Banyuates Kabupaten Sampang.
Para pengunjung atau wisatawan biasanya akan melemparkan kacang yang mereka bawa sebagai makanan bagi para kera tersebut. Meski hewan ini masih tergolong kera liar, mereka sangat jarang menyerang pengunjung. Apalagi jika wisatawan rajin melemparkan kacang pada mereka.
Jika didatangi untuk diburu ratusan kera itu menghilang, tetapi jika didatangi sebagai sahabat kera-kera itu seperti hewan piaraan yang sudah lama berteman. Lebih dari itu, jika dikasih makanan khasnya, jagung tua mentah, maka kera-kera itu menjadi ramah, bersuka cita mengajak bercanda.
Kera – kera penghuni hutan yang hanya memiliki luas tidak lebih dari 15 hektar ini, terlihat saat pagi dan sore hari. Mereka biasanya tidak asal keluar atau tidak gampang terlihat.
Jika tidak ingin pulang dengan hanya melihat rimbunan pepohonan, alangkah baiknya jika para wisatawan mengajak juru kunci hutan ini, yakni Abdul Aziz Jaying. Sang juru kunci akan turun langsung/ dengan panggilan khusus agar kera datang.
Abdul Aziz Jaying juga menjelaskan, tanpa panggilan khusus tersebut biasanya para kera ini enggan untuk keluar menemui pengunjung. Menurutnya, sejak jaman dulu memang begitulah para nenek moyangnya memanggil kera-kera di Hutan Nepah.
Dari babat tanah Madura, Abdul Aziz Jaying menceritakan bahwa awalnya Hutan Nepah ini merupakan sebuah kerajaan kecil yang didirikan seorang raja bernama Raden Segoro, cucu Raja Giling Wesi dari Jawa.
Di tengah keberhasilan Raden Segoro memimpin kerajaan nepah tersebut, seorang patih yang di percayainya membangkang terhadap Raden Segoro, sehingga sang patih dikutuk menjadi seekor kera bersama beberapa pengikut lainnya yang juga membangkang. Karena itulah Hutan Nepah ini juga disebut hutan kerajaan kera.
Keberadaan ribuan kera di Hutan Nepah ini tidak hanya diketahui masyarakat sekitar. Namun juga warga dari luar Kabupaten Sampang maupun dari luar Madura yang sengaja datang berkunjung ke kawasan hutan ini terutama saat liburan.
Lokasi ini memang cocok untuk menjadi wana wisata atau wisata hutan baik untuk keluarga maupun siswa sekolah, agar mengetahui langsung kekayaan hayati negeri ini. Apalagi lokasi hutan kera Nepah ini tepat berada di pinggir pantai Nepah yang juga bisa menjadi tempat rekreasi.



Kera Nepa ini terbagi dalam dua kelom­pok yang hidup di wilayah utara dan selatan. Kedua wilayah itu hanya dibatasi kayu dan jalan yang tidak terlalu lebar. Namun demikian antara dua kelompok itu tidak pernah memasuki wilayah kelompok lain.
“Mereka itu tidak mau menggang­gu kelompok lain, kalau sudah jalan mendekati kawasan kelompok kera la­innya, maka mereka segera menjauhi dan tidak perlu diperintah pergi, ke­cuali kalau sakit atau minta bantuan,” kata Raina penduduk sekitar desa.
Hutan Nepa memiliki luas sekitar 10 ribu meter persegi. Kawasan hutan yang masih ditumbuhi pohon-pohon lebat ini dikelilingi sungai air tawar yang bermuara ke laut. Di sepanjang sungai ditumbuhi mangrove yang masih asri dan indah dan pengunjung dapat berkeliling menikmati keasrian hutan dengan menggunakan perahu milik penduduk.





Objek wisata Hutan Kera Nepa ter­letak di Desa Nepa pesisir utara pulau madura dan berjarak ± 50 km dari pusat Kota Sampang. Hutan wisata ini memiliki keunikan yang khas, se­lain keranya, pemandangan alamnya yang masih perawan dan segar.
Perpaduan sungai air tawar yang berdampingan dengan laut sungguh sebuah panorama yang sangat ekso­tik. Letak hutan Kera Nepa memang agak terpencil dan agak sedikit sulit untuk dilalui, tapi semua letih akan terbayar dengan berbagai keunikan dan pengalaman menarik yang bisa dinikmati di setiap sudut hutan.
Tempat ini hampir mirip dengan Wisata Hutan Monyet Sangeh di Bali, hanya saja Hutan Kera Nepa dekat dengan laut. Banyak keindahan yang bisa dinikmati selain, hutannya, keranya juga lautnya dengan mangrovenya yang masih dibiarkan liar.
Pengunjung di wisata hutan Nepa ini, tidak seramai obyek wisata di Ja­wa misalnya. Hal ini karena promosi yang kurang, selain sarana dan pra­sarana seperti jalan dan transportasi umum yang masih sulit mengantar­kan pengunjung sampai ke hutan.
Namun demikian, obyek wisata ini kurang mendapat perhatian serius dari pemerintah, sehingga terlihat apa adanya.


Tidak ada komentar :

Posting Komentar